Ufal Salman

www.ufal.my.id – Professional Internet Yapper

Di topik yang lain, aku sedang di-zucc di akun Facebook utamaku. Biasanya aku bisa mengatasinya untuk pergi ke Instagram, Twitter, atau Fediverse saja. Malah hari ini (18/09) aku habiskan untuk mengisi konten situs ini. Tetapi hari ini aku cukup merasa kesepian karena sebagian besar teman daringku justru berada di Facebook. Tetapi Facebook sendiri sebagai platform sudah cukup gagal untuk membuatku “nyaman” sebenarnya.

halo@ufal.my.id

Halo. Hari ini aku mencoba pindah rumah dari Paper.wf ke ZB3 untuk blog sampinganku karena beberapa alasan. Dalam beberapa waktu terakhir, aku kurang nyaman selama menggunakan Paper.wf. Aku menyadari bahwa instance ini tidak memberikan update ke Misskey.ID sama sekali, tempat utama aku mengunjungi fediverse. Alasan utamanya hanya ini kalau membandingkannya dengan instance WriteFreely lainnya.

Nah, kalau pakai WriteFreely di Paper.wf tidak nyaman, kenapa memilih ke instance lainnya? Sebenarnya aku sendiri juga masih belum oke selama menggunakan WriteFreely. Jujur, software ini memiliki banyak keterbatasan kalau ingin memenuhi kebutuhanku dalam mempublikasikan tulisanku. Jelas kalau dibandingkan dengan yang beneran berbentuk seperti CMS kayak WordPress atau Ghost, WriteFreely itu emang jauh. Tetapi nyatanya memang terlampau jauh kalau beneran mau diniatin.

Tapi kenapa masih di sini? Aku sendiri juga belum yakin mau pindah kemana yang akan aku jadikan sebagai rumah untuk blog sampinganku. Alasannya adalah kalau menggunakan Ghost di DigitalPress, misal, kayaknya terlalu “wah” tapi juga terbatas secara fungsi, apalagi kalau mau berfederasi (karena ActivityPub belum resmi jadi di sana dan akupun gratisan di DigitalPress). Ya, intinya belum nemu yang pas gitu.

Well, sementara di sini dulu. Gak masalah walau memang ngeselin kadang mengelola tulisanku yang ada di sini.

halo@ufal.my.id

Gak. Makeine bagus, gak bikin malas. Jadi baca dulu ke bawah.

Sudah hampir tujuh pekan musim panas berjalan. Dan tidak terasa juga aku mulai kembali aktif nonton lagi secara musiman, begitu pula menonton yang sebelumnya sudah selesai mengudara. Ada beberapa judul yang di awal musim membuatku tertarik dan aku memutuskan untuk mengikutinya. Untuk yang masih aktif nonton mungkin jumlahnya gak seberapa. Tetapi setelah beberapa pekan berlalu, aku mulai ingin merasa untuk berhenti melanjutkannya.

Sebenarnya jarang bagiku untuk tidak menuntaskan sebuah acara seri televisi, karena aku juga tipe yang emang udah pilah-pilih dulu mau nonton apaan. Beneran bagus atau tidak, cocok dengan seleraku atau tidak. Tetapi tumben-tumben aja ada beberapa yang aku sendiri udah ogah-ogahan buat lanjutin. Sebagai catatan, aku bukan orang yang sudah baca manga atau novel, jadi menonton anime adaptasi juga merupakan first-time experience bagiku ke sebuah seri.

Daftar tontonannya masih sama seperti artikel sebelumnya, tetapi akan aku kerucutkan ke yang tayang di musim panas ini aja. Walau awalnya menarik, ada beberapa yang bikin ganjel pengen berhenti lanjut. 2,5D Ririsa itu trope dari MC-nya sama si Ririsa yang emang ngeselin sih. Cosplay-kameko relationship is kinda cute, but please, not like this. Deer Friend Nokotan mungkin cukup jelas sih bagi kebanyakan orang karena terlalu avant garde. Gak jelek, karena gak ada seni yang jelek, tapi gak cocok aja dan di zaman digital dimana orang mungkin gampang buat kena brainrot, di-brainrot-in lelucon rusa juga siapa yang mau.

Yang terakhir ada VTuber Legend blablabla apa itu, mungkin ini terlalu kasar sih ya ngomongnya, beneran bosenin. Secara serialisasi, mungkin gak terlalu bikin bosen sebenarnya, karena komedinya juga masih normal-normal juga sembari menampilkan kehidupan seorang vtuber di situ. Tetapi mungkin karena aku pribadi sudah cukup jenuh dengan per-vtuber-an sekalipun aku juga masih seorang penggemar dan (mungkin ini terlalu lebay dan memberikan tanda tanya) Shuwa-chan bukan seseorang yang aku benar-benar ikuti, alias layaknya oshi, aku merasa gak bisa lock in ke yang bersangkutan. Perasaan pribadi aja, sih. Ya, 'kan ini juga tulisan subyektif kenapa aku bosan, 'kan.

Tetapi di samping ketiga judul tadi, aku masih ngikuti beberapa judul yang gak sedikit sih dari musim ini. Makeine dan The Elusive Samurai menjadi judul yang menempati tempat teratas favoritku, like, asli aku beneran suka banget. Makeine benar-benar menjadi judul romcom yang bisa mengisi hatiku, bagaikan masakan dengan takaran bumbu yang pas dan racikan yang sempurna. Chika masih nyaq. Kemudian The Elusive Samurai sendiri mungkin karena Tokiyuki dan bawahannya yang masih muda, dan fokusnya ke sana, tetapi tetap menggambarkan near-accurate (cmiiw) sejarah Jepang yang cukup “gitulah” yang bikin aku tetep nonton. Shizuku lucuk, Tokiyuki hot- NGGAK!

Sisanya ada Na Nare Hana Nare, Roshidere, Monogatari Off-Monster Season sama Senpai wa Otokonoko. Na Nare Hana Nare mengisi kekosongan hatiku atas judul CGDCT dalam beberapa tahun terakhir, dan eksekusinya pas banget. Walau gak menjurus kemana-mana, tapi somehow rasanya cukup spicy di lidah. Roshidere juga oke bagiku, sih. Karena juga romcom, dapet poin satu dariku. Dan mungkin tumben-tumbennya aku demen heroine utamanya, in this case Alya daripada karakter sampingan kayak sebelum-sebelumnya aku nonton anime romcom. Monogatari Off-Monster Season, gak usah ditanya, aku gas nonton lah yaw. Kakel Lekong tetep nonton karena dinamika antara karakternya masih suka, walau jujur aku ngerasa pace-nya agak lambat yang kadang aku nunda nontonnya, sih.

Selain dari musim ini, masih ada beberapa yang aku ingin ditonton. Mungkin nanti kalau udah ada waktu senggang, karena kebetulan dari musim ini sendiri aku juga masih ada yang aku tunda karena gak ada waktu pas masih di desa KKN terus kemarin baru aja balik dan agak males aja.

Foto oleh makeine-anime.com

halo@ufal.my.id

Bulan ini aku mengajak diri untuk menonton anime lagi setelah hampir empat tahun aku absen untuk tidak secara aktif mengikuti anime secara musiman atau yang sudah tamat dahulu.

Aku menyempatkan melakukan ini karena aku sendiri sedang KKN dan bisa memanfaatkan waktu yang kosong untuk mengejar ketertinggalanku. Ada yang dari musim ini, musim kemarin, yang tertunda dua tahun yang lalu, atau bahkan enam tahun yang lalu. Iya, ada yang dari enam tahun yang lalu.

Ini di samping salah satu seri sitkom barat yang juga hampir aku tamatkan, Seinfeld. Saat aku tulis ini, tinggal empat episode saja sebenarnya. Tetapi sementara aku mengejar yang dari musim ini hingga ke episode yang terakhir tayang.

Yang aku ikuti saat ini (dengan catatan bahwa aku gak akan menyebut nama lengkapnya, malas): 2,5D Ririsa, Arknights S1, Garukura, Idolmaster Xenoglossia (ini yang nunggak enam tahun), Kono Healer Mendokusai, Kunoichi Tsubaki, Mahoako, Makeine (Chika nyaq), Monogatari Off-Monster Season (anime gwej), Elusive Samurai (jangan tanya), Sasakoi, Senpai wa Otokonoko, Deer Friend (actually a shitposting anime), Roshidere (nama heroine-nya sama kayak mantanku njir, nangid), that one VTuber anime (Mashiron lucuk). Ada lagi yang rencananya mau ditonton, tapi gak sekarang. Kebanyakan watclist njir.

Foto: KoolShooters di Pexels

halo@ufal.my.id

Concern gue atas keputusan batal itu cuma satu. Bakal ada yang ngeharass fans Niji di AX ntar. Not to mention orang yang bakal kayak gitu mental 4ch semua. Verbally mungkin udah sering terjadi di event-event lain, tapi kalo sampe physically itu udah ngeri. Itu anak orang men, gila lu ya udah gak punya hati.

Gue emang udah males ngikutin NijiEN as a whole dan milih stay di main branch aja biar kepala ini gak gampang pecah tiap hari. Tapi kalo udah gini skenarionya, gimana gak kepikiran. Syukur masih punya rasa manusiawi. Bener-bener hindari sifat tribalisme kayak orang goa gini deh, tolong.

Kita emang gak bisa ngehentiin atau nyuruh Enkr buat ini itu, tau mereka emang bebal dan keras kepala, tapi seenggaknya kita bisa mencegah hal yang bisa kita cegah, selagi bisa. Entah di internet atau event offline kayak AX ini.

halo@ufal.my.id

449078535_2297055107167028_2932567656233332437_n.jpg

Sepertinya aku harus bersyukur dalam beberapa waktu lalu sudah bisa meninggalkan tempat yang aku rasa tidak sehat bila berlama-lama di sana. Ya, memang aku bersyukur dapat mengalihkan fokusku dari situ ke hal lain yang lebih dapat dinikmati, bahkan bermanfaat.

Lepas beberapa hari yang lalu ternyata aku masih diberi kesempatan untuk kembali lagi ke sana. Tentu bukan di bagian yang tidak sehat itu. Kebetulan tempat itu dibagi menjadi dua bagian. Yang satu memang masih berjaya, yang satu bagaikan tempat buangan. Belum lagi kesan dari yang berada di sekitarnya memicu aura yang tidak sehat itu.

Kembali lagi ke bagian sebelumnya, ada yang dapat memancingku kembali ke sana. Syukurlah tidak ada hal buruk yang terjadi, malah aku sendiri menemukan yang klop dengan preferensiku. Bahkan aku jatuh cinta hingga saat ini.

Prinsipku sebenarnya adalah hindari untuk mengambil semua bagiannya, lebih baik secukupnya. Lebih baik menyenangkan hati daripada menyenangkan ego, tidak akan habisnya dan malah bikin lelah sendiri.

Tetapi hari ini dari sisi satunya mendapat berita yang buruk lagi. Yang tentu akan membakar api kebencian terhadap mereka menjadi lebih hitam bagaikan neraka. Mau dibilang kasihan, tetapi yang menaungi di sana juga tidak becus. Dari luar sudah terlanjur banyak stigma negatif dan tidak bisa diputarbalikkan lagi.

Masih ada yang aku suka di sana, hanya dua saja, atau lima. Dua kalau yang utama sih. Tetapi untuk keseluruhan, tidak bisa lagi. Tidak bisa dikatakan sehat kalau mau membahas mengenai mereka.

Karena berita yang buruk itu, aku kembali sadar bahwa hal itu seharusnya sudah di luar kendaliku. Jadi aku yakinkan kembali untuk tidak perlu memikirkan terlalu dalam. Karena pilihan lainnya juga masih ada di sini untungnya.

Foto: Luis Quintero di Pexels

halo@ufal.my.id

Ada sebuah isu yang muncul di antara kita tiba-tiba. Dan tentu hal itu akan memunculkan keberpihakan di setiap individu. Membela dan melawan. Setiap orang mencoba untuk mempertahankan apa yang dia pegang, yang dia ucap, yang dia lakukan.

Tetapi tidak selama semua hal itu sekadar nol dan satu. Banyak faktor pendukung yang membuat kita berada di barisan desimal di antara keduanya. Yang bukannya memperjelas situasi, tetapi malah membuat pikiran menjadi semakin frustasi. Di situlah perlu disadari bahwa terkadang kita bukanlah pemegang hak untuk bicara. Bukan pula yang berhak untuk menggiring suara. Bukan pula yang berhak untuk meyakinkan sesama.

Di saat itulah kita dianjurkan untuk diam sejenak dan menyimak. Sudah benarkah apa yang kita ketahui? Sudah jelaskah apa yang kita dapati? Sudah konkritkah masalah yang kita hadapi?

Pada akhirnya, kita hanya bisa berharap dan berdoa agar semua masalah ini selesai dan mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagi semua pihak.

Foto: Keegan Houser di Pexels

halo@ufal.my.id

Menyukai suatu hal itu adalah sebuah hal yang normal dan wajar. Memang sudah kodratnya manusia. Tetapi terkadang ada satu titik dimana hal yang disukai itu menjadi hal yang dibenci.

Tidak ada yang salah dari hal itu. Tidak ada yang perlu dirombak ulang. Tetapi pasti ada suatu waktu dimana yang dulu sempat menjadi sandingan malah menjadi hal yang dirasa harus dihindari.

halo@ufal.my.id

Selamat datang di bagian kesekian dari catatan yang aku tulis. Dalam bentuk blog, lebih panjang dan terperinci. Semoga dengan berada di sini bisa bermanfaat ke depannya.

halo@ufal.my.id